11 Tahun Tinggal di Bajaj, Amat Terpaksa Belajar di Trotoar
Berita Islam 24H - Selama hampir 11 tahun tinggal di atas Bajaj karena tak punya rumah tinggal, semangat Muhammad Irwan (11) untuk belajar sangat besar. Bocah yang biasa dipanggil Amat itu kini duduk di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 05 Gondangdia, Jakarta Pusat.
Amat telat sekolah karena Riwayudin (54) sang ayah terlambat mendaftarkan akibat surat-surat persyaratan yang belum lengkap. "Amat harusnya kelas 4 SD, sekarang masih kelas 1. Saya telat nyekolahinnya. Karena surat-surat persyaratan saya belum lengkap. Amat sekolah di SDN Gondangdia 05," kata Wahyudin saat berbincang dengan detikcom, Senin (26/9/2016).
Surat yang dimaksud Wahyudin adalah Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga. Wahyudin mengaku lahir dan besar di Jakarta. Dia juga memiliki Kartu Tanda Penduduk DKI meski belum elektronik.
Wahyudin memuji semangat Amat dalam sekolah. Setiap pagi dia bangun jam 05.00 WIB pagi agar sekolah tak terlambat. Mereka kemudian mandi di Pasar Cikini, atau di Pom Bensin. Sebelum narik Bajaj, Wahyudin mengantar Amat ke sekolahnya yang tak jauh dari Stasiun Cikini. Sekembali dari sekolah, Amat bisa nunggu Wahyudin narik Bajaj di trotoar persis di samping Stasiun Cikini.
Menurut Wahyudin, Amat biasanya belajar di atas Bajaj. Jika dia belum pulang, Amat belajar di trotoar. "Amat belajar di Bajaj. Kadang duduk di trotoar sini, nungguin saya dateng," kata dia.
Meski belajar di atas Bajaj dan kadang di trotoar, Amat tak pernah mengeluh. Inilah yang membuat Wahyudin bangga. "Alhamdulilah (Amat) nggak ngeluh. Sampai gimana pun anak saya harus sekolah. Saya bangga semangat sekolah dia besar. Ya walaupun dia sekolah terlambat umurnya, harus rajin. Ga boleh kalah sama yang lain," kata Wahyudin.
Wahyudin dan Amat tinggal di atas Bajaj yang biasa mangkal di samping Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Di 'kabin' belakang Bajaj, di sebuah ruang sempit yang berukuran tak lebih dari 1 meter persegi itu Amat biasanya tidur.
Dengan kaki tak selonjor penuh, Amat bisa tertidur dengan pulas tanpa terusik oleh bising lalu lintas, terik matahari atau dinginnya angin malam Jakarta. [beritaislam24h.com / dc]
0 Response to "11 Tahun Tinggal di Bajaj, Amat Terpaksa Belajar di Trotoar"
Posting Komentar